Ini asal mula Sunan Gresik dijuluki Kakek Bantal


Sukses menarik simpati masyarakat Jawa yang dilanda kemerosotan moral di zaman Majapahit, pengikut Syekh Maulana Mailk Ibrahim terus bertambah. Banyak penduduk berbondong-bondong, belajar Agama Islam kepada Sunan Gresik.

Beliau mendirikan Masjid Pasucinan, Desa Pasucinan, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di tempat inilah Sunan Gresik menempa akhlak murid-muridnya sesuai ajaran Islam.

Sunan Gresik yang sudah mulai memiliki banyak pengikut dan murid itu, kemudian mendapat panggilan unik, yakni Kakek Bantal.

Menurut cerita turun-temurun warga Gresik, konon nama itu berasal dari kebiasaan Sunan Gresik usai mengajar ilmu agama kepada murid-muridnya di pondok pesantren.

Seperti yang diceritakan Ahmad Fatis Suud, warga Giri, Kebomas, Gresik ini. Pria 39 tahun ini mengatakan saat mengajarkan ilmu, Syeikh Maulana Malik Ibrahim memiliki kebiasaan yang khas.

"Beliau sering meletakkan Alquran atau Kitab Hadis di atas bantal. Karena kebiasaan itulah, beliau dijuluki Kakek Bantal oleh murid-muridnya dan penduduk sekitar," kata Suud kepada merdeka.com.

Cerita Suud ini, juga dibenarkan oleh salah satu pengurus makam Sunan Gresik di Gapuro Sukolilo, Kecamatan Kota Gresik, Kabupaten Gresik, Abdul Wahab. "Dari cerita turun-temurun sperti itu. Beliau memang sering dipanggil Kakek Bantal, karena senang meletakkan Alquran di atas bantal," singkatnya.

Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Tanah Jawa pada Tahun 1392. Beliau menetap dan tinggal di Leran, Kecamatan Manyar dan mendirikan Pondok Pesantren di tempat itu, dengan tujuan meluruskan akhlak masyarakat Jawa, yang saat itu mengalami kemerosotan moral sebagai imbas perpecahan di Majapahit.

Pada tanggal 12 Robiul Awal Tahun 822 Hijriyah atau 9 April 1419, beliau wafat dan disemayamkan di Gapuro Sukolilo. Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik atau akrab disapa Kakek Bantal ini, merupakan wali tertua dari Wali Songo di Tanah Jawa.